KH Ridwan Nasir : Kuatkan Persaudaraan di Bulan Ramadhan
Surabaya, MUI Jatim – Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH Ridwan Nasir menjelaskan manusia sebagai makhluk yang diberi oleh Allah akal dan nafsu adalah bentuk terbaik diantara makluk yang lain. Oleh karenanya manusia akan diuji kapan saja dan dimana saja. Terutama saat menjalankan ibadah puasa seperti saat ini.
Hal tersbut dijelaskan oleh KH Ridwan Nasir saat mengisi Ngaji Ngabuburit Ramadhan Genzi 1445 H di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Selasa (12/03/2024).
“Oleh sebab itu mari kita banyak mengisi waktu dengan banyak membaca Al-Qur’an. Karena dengan membaca Al-Qur’an iman kita akan kuat. Jika iman kuat, imun akan kuat. Maka akan hidup sejahtera di dunia dan akhirat,” katanya.
Yang menjadikan iman kuat adalah membaca Al-Qur’an dengan ikhlas. Dikalangan ulama ada dua definisi tentang ikhlas. Menurut ulama sunni ikhlas beribadah karena Allah atau berbuat baik karena Allah boleh mengharapkan imbalan pahala. Sementara ikhlas menurut ulama sufi adalah ikhlas karena Allah tidak mengharapkan apapun termasuk pahala dari Allah.
“Ikhlas menurut ulama sunni bukan berarti salah. Karena dalam Al-Qur’an di jelaskan barang siapa yang menjalankan perbuatan baik karena ingin mendapat rinho dari Allah makan akan diberi oleh Allah,” ucapnya.
Dijelaskan mengikuti definisi ikhlas ulama sunni atau sufi tidak ada-apa. Di bulan Ramadhan ini, KH Ridwan Nashir mengajak untuk memperbanyak dzikir dimanapun berada. Karena dengan dzikir bisa menyelamatkan manusia dari siksa neraka.
“Pahala berpuasa tidak hanya didapat di akhirat tapi juga di dunia. Nabi Muhammad Saw dalam hadist mengatakan orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan,” ujarnya.
Pertama kebahagiaan tatkala menikmati buka puasa saat waktu Mangrib tiba. Dan kedua akan bertemu Allah di akhirat nanti. Guru Besar UINSA Surabaya itu juga mengajak menguatkan persaudaraan.
“Di dalam kehidupan sehari-hari hendaknya menguatkan persaudaraan. Baik sesama muslim, ukhwah Islamiyah. Sesama penduduk Indonesa, ukhwah wathoniyah dan sesame manusia, ukhwah basyariah,” tandasnya.
Post a Comment