Ujub Merusak Amal

Selain riya’ faktor kedua yang merusak amal adalah ‘ujub atau membanggakan diri, ‘ujub adalah memandang hebat amal saleh yang kita lakukan, bisa jadi dengan cara menceritakan kepada orang lain atas dorongan nafsunya atau tidak. ‘ujub dipengaruhi oleh faktor dirinya dan orang lain, keduanya bisa saja terjadi secara bersamaan.

Kebalikan dari sifat ‘ujub adalah mengingat bahwa apa dilakukan oleh seorang hamba pada dasarnya kerena memperoleh pertolongan Allah (taufiq), hanya Dia (Allah) yang memuliakan dan memperbanyak pahala yang kita amalkan. Para ulama’ berpendapat, memunculkan ingatan terhadap pentingnya pertolongan Allah dalam beramal hukumnya wajib dalam rangka menolak ajakan ‘ujub, dan hukumnya menjadi sunnat bila tidak ada ajakan ‘ujub di dalam hati.

Sifat ujub dijauhi karena dua hal; pertama, menghalangi kita dari taufiq (pertolongan Allah);

ثَلاَثٌ مُهْلِكاَتٌ شُحٌّ مُطاَعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Tiga perkara yang membinasakan, kikir yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti dan kagumnya seseorang terhadap diri sendiri.

Kedua, merusak amal shalih. Isa as mengatakan:”berapa banyak lentera yang dipadamkan oleh angin dan berapa banyak amal shalih yang dirusak oleh ‘ujub.
Bagaimana proses ‘ujub bisa menghalangi diterimanya amal, ada perbedaan pendapat dalam hal ini, ulama’ Muhammad bin Shabir berpendapat, sifat ‘ujub itu sedang menunggu proses batalnya amal, jika ia bertaubat sebelum meninggal maka amal perbuatannya diterima oleh Allah. Ulama’ lain berpendapat, yang hilang tambahan pahalanya saja. Apakah orang ‘alim bisa lupa dengan anugerah dan pertolongan dari Allah atas pebuatan amalnya: al-Ghzali menjelaskan ada tiga hal: 

a. Mereka tenggelam dalam ujub selamanya, bagi orang Alim yang berkeyakinan bahwa apa yang mereka lakukan adalah semata mata karena usahanya sendiri, bukan disebabkan pertolongan dari Allah (taufiq)
b. Orang yang selalu mengingat, bahwa apa yang mereka lakukan adalah semata mata karena pertolongan dari Allah swt, melalui perenungan mendalam sehingga mereka mampu melakukan amal kebaikan
c. Mereka yang menggabungkan keduanya, terkadang menyadari pertolongan Allah, tetapi terkadang melupakannya sehingga jath pada perbuatan ‘ujub. Hal itu terjadi karena kurang upayanya dalam berusaha menjauhi sikap ujub. 

Selain riya’ dan ‘ujub, perusak amal lainnya adalah sifat munafik, mencampuradukkan niat dalam beramal, mengungkit kebaikan yang telah dilakukan, perbuatan yang menyebabkan kesusahan orang lain, menunjukkan jalan perbuatan yang melahirkan penyesalan, menyesali amal yang sudah dilakukan, lesu dan malas, takut dicela orang lain. Semua perbuatan tersebut harus dihindari sejauh mungkin.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.